Sabtu, 23 November 2024

Genap Satu Abad, NU Harus Bisa Menghindar dari Jebakan Polarisasi Politik

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ahmad Khoirul Umam intelektual muda Nahdlatul Ulama. Foto : Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Ahmad Khoirul Umam Intelektual Muda Nahdlatul Ulama (NU) mengatakan, satu abad NU harus menjadi momentum kebangkitan peradaban Islam moderat, inklusif dan modern.

Sebagai penjaga nilai-nilai Ahlusunnnah Wal Jama’ah, kata Umam, NU harus menjadi jangkar moderatisme Islam, yang menjadi pilar perdamaian global dan persatuan nasional.

“Sebagai jangkar persatuan, selain terus menjaga pilar toleransi dengan masyarakat non-Islam, NU juga harus bisa mengayomi perbedaan cara pandang di internal umat Islam,” ujar Umam dalam keterangannya, Selasa (7/2/2023).

Menurut dia, dengan kedalaman ilmu dan keluasan hati para Kiai, semangat NU harus lebih merangkul dan menyatukan, serta terhindar dari jebakan polarisasi yang menekankan titik perbedaan, yang belakangan ini menjadi alat stempel dan dinikmati oleh mainstream politik tertentu.

“Karena itu, karakter moderat (wasathiyyah) harus diperkuat dengan mengkontekstualisasikan Khittah NU 1926,” jelasnya.

Kata Umam, Khittah NU 1926 yang menggariskan NU sebagai ormas keislaman yang netral dan independen masih relevan. Dalam kapasitasnya sebagai Jamiyyah maupun Jemaah, NU bukanlah alat politik.

“NU bukan tukang dorong mobil mogok yang selalu ditinggalkan usai kendaraan melaju,” tegasnya.

Karena itu, lanjut Umam, marwah NU harus betul-betul dijaga ketika berhadapan dengan kekuasaan. Di tengah perkembangan demokrasi saat ini, NU memiliki pengaruh besar terhadap nature kekuasaan.

Meskipun demikian, kata Umam, sebagaimana yang dicontohkan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, kendati NU dekat dengan kekuasaan, tapi NU harus tetap menjadi Islamic-based civil society yang tidak kehilangan nalar kritisnya.

“Esensi perjuangan dakwah di level negara adalah masih terjaganya kapasitas dan kemampuan NU dalam mengawal kebijakan dan arus kekuasaan, agar senantiasa berorientasi pada kemaslahatan umat, bangsa dan negara,” ujarnya.

“Sebaliknya, jika NU diam dan mendiamkan proses kekuasaan yang kurang berpihak pada gambar besar Maslahah Mursalah, maka spirit Khittah NU 1926 harus kembali dikuatkan. Tetaplah menjadi penjaga NKRI,” pungkas Umam.(faz/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs